Labels

Monday, August 25, 2014

Tentang Mengemudi

Tentang mengemudi adalah. Ada hal-hal tentang waktu yang tidak bisa ditukar. Sebesar apa juga bakat kita untuk mengemudi. Seberapa pun latihan dan teori yang kita terima sebelum mulai berkendara.

Tetap, pada kilometer-kilometer pertama untuk mendahului sebuah angkot di jalan satu arah, kita menghitung jarak dengan angkot didepan, kecepatan laju kendaraan kita dan sisa ruang dengan mobil dari arah berlawanan. Semua terjadi dalam tahap-tahap yang mendebarkan dan terkadang menyakitkan. Juga ketika mengubah gigi. Dengan mata menatap penunjuk kecepatan dan putaran mesin serta telinga mencoba mendengar deru mobil barulah otak mengambil keputusan untuk menaikan atau menurunkan gigi sesuai dengan data yang diproses, yang kadang butuh waktu.


Atau pernahkah kalian berbelok di satu tikungan, lalu jumlah putaran setir dijadikan patokan untuk menentukan seberapa jauh mobil harus berbelok? Atau dikala mundur, alih-alih menggunakan spion yang memang diciptakan untuk memperluas pandangan tapi kita malah tetap menolehkan kepala ke belakang lalu dengan bingung menghentikan mobil dan meminta tolong ayah untuk turun dari mobil dan memberikan instruksi karena kita rasa ada sesuatu yang hanya terlihat dari luar? Bahkan pada hari-hari pertama saya dengan mobil yang memiliki kap mesin didepan sehingga mobil sering dikatakan mobil mancung, saya menggunakan lidi diikat keatas kap mesin untuk memberi tanda kalau-kalau hidung mobil dalam bahaya bersenggolan dengan objek lain.

Tidak peduli teori yang diajarkan ayah saya, ataupun bakat yang mungkin saya miliki/tidak miliki untuk mengemudi, masa-masa itu terjadi. Ada hal-hal tentang waktu yang tidak bisa ditukar. Ada pelajaran yang hanya diberikan oleh perjalanan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Puluhan ribu kilometer kemudian, saya sampai di tempat yang semua pengemudi telah sampai, dan yang belum sampai pasti akan sampai. Dimana bahwa batang kemudi hanyalah perpanjangan dari kaki kita dengan pedal gas , rem , dan kopling adalah otot-ototnya. Spion adalah perpanjangan mata kita. Mengganti gigi berubah dari proses algoritma yang rumit menjadi sebuah refleks tanpa sadar. Begitu juga ketika bertemu dengan lobang lebar ditengah jalan, tidak perlu lagi menghitung lebar badan mobil, posisi setir, sentimeter ke kiri atau kanan yang perlu diambil agar lubang itu berada tepat di kolong mobil yang kemudian diproses menjadi derajat batang setir yang harus diputar. Dan mobil mengolongi lubang seperti kaki-kaki kita naik tangga. Refleks, bukan proses pengambilan keputusan yang panjang.
Ada yang ditorehkan waktu secara permanen di lobus otak belakang kita. Dan yang seperti itu, kemudian tidak akan mudah lupa.

Khairu Nuzula
230814
0545


1 comment: