Labels

Saturday, April 5, 2014

Bekasi-UI

“tidak ada yang perlu dimaafkan” kata perpisahan awan ketika ditinggal titik hujan. Karena memang pada laut lah butiran air seharusnya bermuara. “Tapi kaulah yang memberikan aku wujud dan mengkondensasikanku dari uap. Sewajarnya aku tetap tinggal”. Tapi gravitasi membawanya pergi.
“Maka buatlah kehadiranmu bermanfaat. Itu akan cukup memaknai pertemuan kita.”

Dan dengan berat hati air hujan jatuh ke bumi. Sulit dikatakan apakah air menangis karena tangisan pun adalah air. Hawanya menyejukkan kegerahan. Mengisi celah retakan dan menghilangkan kekeringan. Mengentaskan dahaga mereka yang kehausan. Alirannya tak kaku dan menempati segala ruang. Dalam perjalannya ia menyentuh benih-benih di tepian, memberikan hehidupan.

Perjalannya berakhir di lautan tanpa sudut. Ketika mengenang perjalanannya “Dan tiada perpisahan yang sia sia” batin butiran air. Hingga Matahari mengizinkan mereka bergandengan kembali.



Khairu Nuzula
2320
05042014 

No comments:

Post a Comment