Labels

Sunday, July 21, 2013

Pindahan dari Notes FB #2

Aforisma, 12 September 2012
1.
Sampai sekarang aku masih keheranan ketika memikirkan alasan aku dan kamu tak lagi hadap-hadapan. Sementara aku dan kamu telah membagi banyak cerita. Cerita memang tak lebih kuat daripada alasan. Aku dan kamu sekarang berpunggung-punggungan sambil berbagi pengabaian.

Pun saat aku dan kamu berpunggung-punggungan itu aku mencari cermin.  Untuk membesarkan hatiku karena ketika punggungmu yang ada dipantulan bayangan cermin aku masih bisa senyum karena kita diruangan yang sama.



Sekarang aku dan kamu tak saling hadap-hadapan. Di hadapanku ada satu. Dihadapanmu ada yang lain. Kamu tak merasa penting lagi berbagi cerita lantas aku takut ceritaku pun tak lagi penting buatmu. Lagipula bagaimana caranya dua manusia bertutur cerita melalui punggung?

Dan malam ini, aku menyalakan radio. Berharap menemukanmu di satelit. Menitipkan cerita bahwa : kamu ingin kita kembali berhadap hadapan

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 2.
Sampai sekarang aku masih keheranan ketika memikirkan alasan aku dan kamu masih hadap-hadapan. Sementara aku dan kamu sudah membagi banyak cerita. Tidak ada lagi ceritamu yang tak kuketahui dan sebaliknya. Aku dan kamu sekarang berhadap-hadapan sambil berbagi keheningan

Pantaslah aku merasa sayang jika sekian cerita yang aku bagi dan cerita yang kamu bagi jadi rahasia yang tidak kita butuhkan lagi. Lagipula, aku tak bisa membiarkan kata-kata dari mulutmu jatuh ke tanah dan pecah karena salahku yang tak ada dihadapanmu untuk menangkapnya.

Sekarang aku dan kamu saling hadap-hadapan di kamar yang terbakar. Jemariku mencengkram pegangan kursi. Jemarimu mencengkram jemariku. Jemari kamu-kamu yang lain menarik kerah kemejaku, mencoba menyeret keluar.

Dan otakku menjadi kalkulator yang menghitung kemungkinan aku tak mati karena asap beracun maupun lalapan api dan keberpemilikanku terhadap semua yang ada di kamar ini. Tapi dari mulutku Cuma keluar dua kata lirih “jangan pergi” sehingga aku tak bisa dengar kepada siapa tertujunya kata ini

No comments:

Post a Comment