A Human Quality

when you think that your day could be the hardest day ever, actually it might ends well. maybe because you get stuck in and brace for everything that may come, or simply because you sunk your expectation so low. one way another, tonight, morning actually, i close my wake streak in 43 hours, as a happy man.

Bayangin, ditugaskan mom-sitting, mamah saya mau sidang thesis dan disaat bersamaan ayah harus dinas keluar kota. dan dihari bersamaan ada kewajiban dari SBE (Society for Biological Engineer) , organisasi kampus yang mana tahun 2013 ini saya pimpin untuk hadir dalam kegiatan guest lecture.

Dengan pertimbangan ada yang mendeputikan secara struktural di kegiatan kampus, sementara saya ga punya wakil anak, jadilah saya dengan segala berat hati izin untuk menemani mama sidang thesis di kampusnya di daerah radio dalam, Kebayoran. Ditakut-takutinnya akan sangat sibuk sehingga tidak bisa hadir di dua tempat dalam waktu bersamaan. Katanya daerah macet jadi gabisa bolak balik nganter-ngampus-jemput. Katanya harus berangkat dari pagi biar ga kesiangan. katanya pengumumannya sore jadi gabisa nyusul kekampus.

Dengan mamah adalah orang yang persiapannya sangat mendetil, dari malem udah repot. perancangan pabrik, adalah capstone course yang berdeadline kan hari esok. pabrik identik dengan kekacauan dan malam-malam tanpa tidur. dan itu pun harus ditunda karena mamah minta beli donat buat bekel besok hari di pom bensin deket rumah. kenapa donat? karena donat banyak dijalan. donat cross misalnya. Sebenarnya saya juga bingung, ini kenapa ibu-ibu kapitalis amat jajanannya, tapi karena ibu sendiri, patuhnya lebih banyak daripada bingungnya.

Sampe rumah dengan segala napsu untuk kejar deadline eh mati lampu.Ga cuma lampu, dispenser, laptop, tivi mati. soalnya mati listrik. yaudahdeh gabisa nugas. mama juga belajar sidang pake senter, udah kayak anak terpencil. Sekarang sumber air sudekat ma.

Mati listrik sampai tengah malam. Ketika listrik sudah tidak padam semangat yang padam. tapi tentu tidak bisa sampai disitu saja. lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan. 

Tapi karena  takut sibuk besok, dan takut dianggep lalai kita coba-coba saja mengerjakan. 

tetiba subuh. 

tetiba mamah bangun dan nyuruh mandi. 

malam itu saya menyiapkan diri untuk transisi ke hari yang berat. ternyata ga ada transisi. i'm already there.

I probably spoiled the story by giving away the ending at the first alinea. But the point of this story is not to amuse, it has no point at all even. i just want to share that i am happy man. and happines only real when shared.

No swerve, it goes downward spiral after that.

Tanpa tidur, dengan kopi, saya nganter mama sampe kebayoran yang ternyata sama sekali ga macet. jadilah jam setengah 7 sudah di lokasi. mamah kepagian. kepagian sejam setengah. Mamah belajar dimobil. Saya nyolong tidur. bangun-bangun dapet sms kalo ada kelas pengganti yang waktunya bareng sama guest lecture. apa ini? ga sempet mikir udah disuruh bantuin mamah presentasi.

mamah giliran pertama. presentasinya gajelas. mungkin karena saya anak eksak. kata mamah topik seminar saya ga jelas. mungkin karena mamah anak, eh ibu humaniora. ya sama aja. 

Selesai presentasi dan ngurus printilan mamah grogi nunggu pengumuman. eh minta pulang. kayak anak sd. kayak saya waktu sd. katanya pengumuman apdet lewat sms aja terus mau selonjoran tetiduran dirumah. lah yang ga tidur ama nyetir kan saya. jangan belagu kata mamah. jadi deh saya nurut pulang. jam 11 waktu itu. Yaudah, langsung selesai naro mamah dirumah bisa langsung kekampus bantu ngurus GL.

Ngantuk, kepikiran GL, jalanan rame, deadline pabrik. komposisinya pas. takdir menyiapkan sebuah hidangan spesial hari itu. Di Pondok Indah kecegat pemadam kebakaran. pemadam kebakarannya nyiapin platform pake crane gitu. orang-orang pada nengok keatas. rupanya ada orang yang manjat billboard gitu. mungkin orang itu juga ngantuk, kepikiran GL, kejebak jalanan rame dan deadline pabrik. Sama kayak saya. Apa saya bakalan sama kayak dia?

Siang sampai sore itu saya bener-bener ga bisa inget banyak apa-apa aja yang kejadian. Adrenaline Rush, ketika udah lewat jam ke 24 dari terakhir tidur semuanya kerasa blur.

saya inget mampir makan siang. Saya inget kaleng kopi kedua. saya inget ngerjain pabrik sebentar sebelom GL. Saya inget bantuin temen-temen pengurus SBE saya nyiapin GL. Saya inget nyatet materi GL sambil ngobrol sama upin sama asep sama mila yang ada di belakang, kanan, dan belakang kanan saya, ngasih plakat. saya inget bercanda bareng pengurus SBE setelah selesai GL.Tapi saya ga inget detailnya. Materi lawakan saya yang banyak pengulangan, topik ngobrol, menu makan siang, nyiapin GL, saya ga terlalu inget apapun yang detail.

Sampe akhirnya selesai GL dan 6 jam dari deadline pabrik. I almost weathered the storm. Which i finally did. 

Karena bosen kalo ngerjain di kampus, kelompok pabrik saya yang tinggal sisa 3 dari 5, mau nyari suasana lain. Saya, Felita yang juga wakil saya di SBE, sama kaput. Leo sedang pulang. Lagi long-weekend emang pas momennya. Beta difitnah pacaran. Akhirnya kita spontan cari tempat ngerjain tugas didaerah margonda. Karena tensinya turun saya inget bercanda dan ngerjain tugas secara detail. Soal felita ee. dan pizza yang ga edible. Sampe akhirnya menjelang toko tutup dan 2 jam dari deadline, serta jam ke 36 saya bangun. Adrenaline kicking in again. Tugas harus diselesaikan. jam 10 malam, kita balik kampus. Blur lagi. Saya inget telpon izin telat sama mamah yang sendirian dirumah. Saya inget kaleng kopi ketiga. saya inget parkir di belakang departemen. Saya inget gazeb yang rame sama anak-anak DTK yang pabrikan. saya inget kaput nemu ee di toilet kantin. saya inget anak anjing, saya inget tangan ajaib saya dalam benerin numbering ms.word. 

Deadline. Submit. Thanks God its Friday. Jam ke-38. Kalo yang sering nahan tidur pasti ngerti sensasinya. Susah ngejelasinnya. Kayak sadar lagi berbuat apa, tapi yang diperbuat belom tentu diperbuat kalo ga nahan tidur. kayak mabuk. Loh kok tau rasanya mabuk? 

Tekanan turun. Adrenaline berhenti lewat lagi. Sambil bercanda di gazeb bareng anak-anak yang lain yang baru submit tugas juga nyari waktu untuk pulang. keingetan mamah yang pendukung kapitalis mesen mekdi buat makan malem. renat sama vijay mau ikut pulang. tapi pada bawa motor. jadilah kita konvoy. karena jalan motor-sama jalan mobil beda, jadi aja mereka sampe duluan. bukan cariin satpam buat buka pintu komplek, malah nunggu depan rumah. jahat memang mereka. 

sampe rumah, yang rencananya mau langsung pada tidur, malah ngegosip. 3 laki laki. sekamar. bukan main dota. bukan nonton bola. ngegosip. iye gosip. Seru banget oi ngegosipnya. Ngegosip yang pake meluk bantal sambil ngomong gitu. Tetiba aja adzan subuh.Udah masuk ke jam-42. 

What would be a most devastating day, with swerve and twist here and there, turned into one of most entertaining day in my recent times. It might be my expectation had sunk so low, or i braced myself for it. or it might be because i have help from the best things in the world. Mamah, SBE Board of Director which should follow my lead but lead me instead, Asep, Upin, Mila, Grace and Pepen which perform admirably as the heart of this GL, Felita, Nafian, Dinda, Ines, Yunita. My Plant Design Group which mention too much of the word "ee", Kaput, Felita (again?). Best Jokes Partner Ever Fakri. and all people in Gazeb which share the intense deadline moment. Renat, Vijay, which without a definite reason followed me to my home and share and insane amount of gossip. And did i already mention you mom?

This story didn't have any swerve. The ending was perfectly clear from the start. It wasn't a story to amuse you. It was a story to show off the enormous quality of mankind relation which fortunately i had. it was the story to give the confidence that if the meanest storm could be weathered, anything can. It's a delusional story, since it was written on my almost 43rd hours of not sleeping. it's heart-warming, at least for me.