Kehabisan Kata

Dalam sintaks kalimat dan pemilihan kata adalah sebuah pesan. Maka Pengaburan sintaks dan penggunaan diksi-diksi yang sulit adalah usaha pengaburan pesan. Dan apakah arti sebuah pesan jika kabur? Dan pesan hanya jadi pesan jika yang dipesankan menerima apa yang dipesan oleh pemberi pesan.

Memang Ada kalanya tercapai melalui pertemuan terbuka terbungkus gestur-gestur jujur dan diberi pita berupa tatapan mata. Mujur jika demikian. Tetapi Bisa juga dengan tulisan subtil luar biasa panjang yang ditujukkan untuk semua tapi hanya berharap sampai pada yang satu, dengan pesan yang kabur.

Dan ketika keduanya tidak menawarkan diri menjadi pilihan, maka kita, bukan saya dan mereka, hanya aku dan kamu berjalan tanpa tujuan. Dalam arah yang acak. Karena terkadang berdiam diri, berdiri tanpa melakukan apapun jauh lebih pegal dibanding berjalan.

Yang aku, dan mungkin kamu, lakukan adalah sebuah tindakan reaktif. Tindakan reaktif adalah mekanisme tanpa pertahanan diri yang ada hanya karena telah terbiasa.

Dan alasan aku tidak pernah berpesan sampai sekarang bukan karena tidak ingin. Begitu banyak kata-kata yang ingin dipesankan sehingga mereka berjejalan untuk keluar bersamaan. Yang seperti ini tidak akan masuk akal. Entah bagaimana, pasti ada cara, sintaks yang sempurna, diksi yang tepat untuk menyampaikan apa yang harus disampaikan sehingga kita bisa mengerti. untuk sekarang, secara harfiah, aku kehabisan kata-kata. Bahkan aku rasa aku tahu sintaks dan diksinya, kecuali kalimat pertama itu. Jika saja aku tahu kalimat pertama yang tepat, rasanya kalimat-kalimat berikutnya akan muncul dengan sendirinya. 

Menjaga hal-hal agar tetap sederhana sama sekali tidak sederhana, ya.

Khairu Nuzula

10 Oktober 2013

02.09