Sayangnya sudah menjadi gaya hidup yang berat, bahwa menuntut itu pantang. jadilah harapan ini tertahan di kerongkongan. (seandainya ada cara lain untuk bilang). Jadilah ketika menelan ludah harapan itu terbawa, dengan gerakan peristaltik menuju gastrovaskuler. tetapi berakhir di paru-paru, mengonsumsi ruang yang harusnya buat udara. pantas saja akhir-akhir ini gampang ngos-ngosan (jadi ini rasanya merokok). sudahlah disamarkan saja harapan-harapan tadi.
tapi Jangan-jangan tanpa sadar jantungku mendetakkan narasi harapan tadi. aku jadi tidak enak kalau dia dengar harapanku dan menganggapnya beban. untungnya bising macet menelan suara ambien.
kita hidup di garis waktu dengan tak hingga kemungkinan. tapi dimensi dimana aku berakhir sama kamu yang pastiny menyenangkan itu kok getas dan jarang. seperti rempeyek udang.
No comments:
Post a Comment