Labels

Monday, September 30, 2013

Menggali Pancasila Kembali : Goenawan Mohamad

Naskah Pidato Peluncuran Politikana.com di Gedung Teater Komunitas Salihara Jakarta.* 
oleh Goenawan Mohamad
Senin 27 April 2009

Kita hidup dalam sebuah zaman yang makin menyadari ketidak-sempurnaan nasib. Gagasan ‘sosialisme ilmiah’ yang ditawarkan oleh Marx dan Engels pernah meramalkan tercapainya ‘surga di bumi’, sebuah masyarakat di mana kapitalisme hilang dan kontradiksi tak ditemukan lagi. Tapi cita-cita itu terbentur dengan kenyataan yang keras di akhir dasawarsa ke-8 abad ke-20: Uni Soviet dan RRC mengubah haluan, dengan menerima ‘jalan kapitalis’ yang semula dikecam. Sosialisme pun terpuruk: ternyata ‘ilmiah’ bukan berarti ‘tanpa salah’, ternyata Marxisme sebuah gagasan yang akhirnya harus mengakui bahwa dunia tak akan pernah bebas dari kontradiksi.

Dewasa ini cita-cita menegakkan ‘Negara Islam’ mungkin satu-satunya yang masih percaya bahwa kesempurnaan bisa diwujudkan. Jika hukum Tuhan adalah hukum yang hendak diterapkan, mau tak mau hasil yang diharapkan adalah sebuah kehidupan sosial yang tanpa cacat.

Tuesday, September 24, 2013

Emosi yang udah ga organik ?

Beberapa minggu lalu saya nemu artikel soal beberapa peneliti secara terpisah nemu cara menanam dan menghapus memori. Ini link artikelnya. http://science.time.com/2013/09/11/memories-can-now-be-created-and-erased-in-a-lab/?iid=sci-main-lead Dan mengutip artikel tersebut

“ Researchers at UC Irvine have found that by playing a particular tone while stimulating the release of a brain chemical associated with memory formation they can artificially “condition” a response to the tone in lab rats, which is recalled and observable the following day. Fabricated memories have the same features as naturally-occurring memories, Science Daily reports, “including long-term retention.” Researchers say this represents “the first evidence that memories can be created by direct cortical manipulation.............

 Researchers at the Florida campus of The Scripps Research Institute have been able to pinpoint memories in mice and rats and eliminate them without affecting other memories, according to Science Daily. The process involves inhibiting a chemical associated with memory formation during “the maintenance phase” of memory formation. As a result of this intervention, the memories of meth-addicted rodents associated with methamphetamine were “immediately and persistently” lost.

Sunday, September 22, 2013

Hikmah dari Valleca - Pembelaan untuk Busquets dan Valdes

Hampir tidak ada yang mencolok dari pertandingan Barca-Rayo semalam. Itu pendapat orang yang tidak menyaksikan pertandingannya dan hanya melihat highlight atau baca laporan pertandingan dari koran paling tidak. Bagi yang nonton, ada 2 hal yang menjadi poin pembicaraan, paling tidak menurut saya dari pertandingan semalam.

Barca, bermain di kandang lawan. Menang 4-0. Pedro Hat-trick. Hampir menurunkan yang bisa dikatakan lapis kedua. Cerita rutin.

Tapi scoreline tidak menceritakan dengan utuh. Rayo main dengan determinasi, pressing tinggi, dan passing pendek. Singkatnya, Rayo jadi Barca. Ketika  Barca unggul dengan skor berbahaya 1-0. Vallecano yang menguasai pertandingan mendapatkan pinalti ketika Adriano menjatuhkan pemain Rayo yang saya tidak kenal namanya, mohon dimaklumi jarang nonton La Liga. Saat itu Rayo benar-benar menguasai pertandingan baik dari penguasaan bola maupun dari jumlah peluang. Kedudukan seri akan membuat momentum terus memihak Rayo, dan Barca mengandalkan bola jauh dan second ball untuk menyerang harus lebih memainkan bola untuk menang. Tapi skenario itu tidak terjadi. Adalah Valdes, yang menjadi pahlawan melakukan penyelamatan tendangan pinalti yang memang tidak dilakukan dengan baik-baik amat. Tapi tetap menyelamatkan tendangan pinalti.
Satu jam kemudian Barca keluar sebagai pemenang dengan skor yang telak 4-0. Yang tidak diceritakan oleh skor tersebut adalah Barca, kalah penguasaan bola pertama kalinya sejak Clasico di Bernabeu tahun 2008. Selama 5 tahun, 316 match, 16 trofi, 4 pelatih, tidak pernah ada tim yang menyentuh bola lebih banyak ketika berhadapan dengan Barca. Di kandang, tandang, menang ataupun kalah.

Saturday, September 21, 2013

Hal yang Sulit adalah Tidak Dukung Napoli

Lumrah jika kita memberikan penghargaan tinggi pada rasa. Apalagi rasa yang dimaksud adalah semangat dan gairah, karena cenderung menular. Dan di Naples, di Gelora San Paolo, semangat mudah dicari.
Jurnalis jerman ini misalnya, gentar dengan semangat yang dilampiaskan dalam teriakan di partai Napoli-Dortmund pertengahan minggu kemarin.

Mikel , Calon Legenda yang Terbuang

Sebelum kick-off pertandingan Chelsea vs Fulham malam ini, yang jadi sorotan adalah kritik Mourinho ke Juan Mata yang dianggap ga punya potongan untuk main di liga Inggris karena tingkat kerja yang rendah. Media sosial saya meledak dengan tweet nyinyir ketika Mata lagi-lagi tidak dapat tempat di starting line-up. Bahkan tidak mendapat spot di bench. Mou dianggap sebagai perusak karir katanya, melempar nama Kaka dan Casillas sebagai contoh sahih. Tapi jika ada yang karirnya dirusak oleh Mou, individu bernama John Mikel Obi, yang jadi Man of The Match hari ini sudah lebih tahu.

Kurang lebih menghilang selama satu pertandingan, Mikel membeli posisi di sebuah sepak pojok, terbebas dari penjagaan dan menyongsong post-play Terry dengan setengah tendangan voli yang butuh teknik tinggi. Itu bukan gol yang biasa dicetak seorang volante. Tapi Mikel memang bukan seorang volante yang biasa.

Wednesday, September 11, 2013

Apa yang terjadi ketika mengambil belokan yang salah di satu persimpangan

Aku tau sekarang hari sudah malam. Tapi jika benar hidup penuh dengan hal-hal mengagumkan, ambil kesempatan ini untuk memesonaku. Karena jika ada saatnya orang butuh distraksi, tak ada waktu yang lebih tepat selain sekarang.

 Masygul luar biasa. Atau hanya lapar. Jika setelah indomie nanti tak lekas hilang perkara ini. Letakkan wadah berisi perhatian dan pengertian di depan pintu kamarku besok pagi. Dan jika itu yang jadi situasinya, mari kita telaah lagi kemungkinan untuk pergi.

12 September 2013

0109

Tuesday, September 10, 2013

Esensi Main FM

Mungkin dari posting sebelumnya sudah bisa ketebak. Saya football geeks. Saya main Football Manager (FM) dari waktu masih kecil banget. Waktu namanya masih Championship Manager. Dari penjabaran kejadian di lapangannya Cuma tulisan doang. Terus kan berubah jadi bulet-bulet kayak biji karambol sampe akhirnya 3D kayak sekarang sejak FM 2011 atau 2012 gitu.

Thursday, September 5, 2013

Let me go !

I betray the promise to post daily here. But when i do post, it's 3 posts in instance. Haha. Been busy since lebaran. were making peace with myself. Tried to do my research. too much dota 2 though. Now holiday is over, already was over since last monday actually but it is not me if not run away from reality, time to hit the next gear and prepare for the future. As laidback as i do, college still matters to me. it really do. But maybe i just have my own way to do important things, that people get it as i am not taking things seriously. Get too much trouble for being considered not taking things seriously. Academically. Personally.

Allegory of ..... Something (Perhaps Tyrant)

A post at least. Pardon for the hiatus. Been Busy Holiday-ing. Now this should be good.

Coba sekarang bayangkan sesuatu duniawi yang anda sukai. Sesuatu yang penting menurut anda, tapi anda tahu tidak boleh dipaksakan menjadi penting bagi orang lain tapi anda tahu orang lain juga ga boleh maksa anda untuk menyukai itu. Hal yang anda rela keluarkan uang lebih untuk mendapatkannya. Anda membayangkan apa yang saya bayangkan? Ganja? Jangan dulu. Belum legal. Saya membayangkan cakwe. Sama? Bagus!

Transfer Window, Chaos Theory, A take on Decision

Transfer Window....

Ketika para gila bola mulai berpikir bisa menjalani hidup dengan normal setelah 10 bulan masa satu musim kompetisi selesai, mereka tidak pernah lebih salah. “ Kalian ga bisa semudah itu lolos,” seringai dari The Beautiful Games. Umumnya dibuka sepanjang musim panas yaitu Juli hingga Agustus, begitu peluit terakhir kompetisi ditiup dan setelah pulih dari hangover setelah mabuk berat merayakan trofi baru yang diraih, atau mabuk untuk melupakan kegagalan mendapatkan trofi baru untuk diraih seluruh laki-laki di muka bumi mulai berkeringat dan gemetar cemas menunggu nasib dealing dari tim mereka.

It’s like christmas in footballing sense, they once said. Except it was happened a summer long. Two-months long. It’s more like a Ramadhan Month in footbaling sense. Bulan pelatihan. Bulan mengumpulkan amal. Satu bulan dimana akan menetukan bagaimana satu manusia atau dalam hal ini satu klub berharap dapat menjadi lebih baik untuk satu tahun kedepan. Dan kalau beruntung, mendapatkan satu signing yang merubah sejarah mereka menjadi lebih baik untuk selamanya. The lailatul Qadr.