Hikmah dari Valleca - Pembelaan untuk Busquets dan Valdes

Hampir tidak ada yang mencolok dari pertandingan Barca-Rayo semalam. Itu pendapat orang yang tidak menyaksikan pertandingannya dan hanya melihat highlight atau baca laporan pertandingan dari koran paling tidak. Bagi yang nonton, ada 2 hal yang menjadi poin pembicaraan, paling tidak menurut saya dari pertandingan semalam.

Barca, bermain di kandang lawan. Menang 4-0. Pedro Hat-trick. Hampir menurunkan yang bisa dikatakan lapis kedua. Cerita rutin.

Tapi scoreline tidak menceritakan dengan utuh. Rayo main dengan determinasi, pressing tinggi, dan passing pendek. Singkatnya, Rayo jadi Barca. Ketika  Barca unggul dengan skor berbahaya 1-0. Vallecano yang menguasai pertandingan mendapatkan pinalti ketika Adriano menjatuhkan pemain Rayo yang saya tidak kenal namanya, mohon dimaklumi jarang nonton La Liga. Saat itu Rayo benar-benar menguasai pertandingan baik dari penguasaan bola maupun dari jumlah peluang. Kedudukan seri akan membuat momentum terus memihak Rayo, dan Barca mengandalkan bola jauh dan second ball untuk menyerang harus lebih memainkan bola untuk menang. Tapi skenario itu tidak terjadi. Adalah Valdes, yang menjadi pahlawan melakukan penyelamatan tendangan pinalti yang memang tidak dilakukan dengan baik-baik amat. Tapi tetap menyelamatkan tendangan pinalti.

Satu jam kemudian Barca keluar sebagai pemenang dengan skor yang telak 4-0. Yang tidak diceritakan oleh skor tersebut adalah Barca, kalah penguasaan bola pertama kalinya sejak Clasico di Bernabeu tahun 2008. Selama 5 tahun, 316 match, 16 trofi, 4 pelatih, tidak pernah ada tim yang menyentuh bola lebih banyak ketika berhadapan dengan Barca. Di kandang, tandang, menang ataupun kalah.

Penyelamatan Pinalti dan kalah dalam penguasaan bola yang dibahas pada tulisan ini memiliki 2 protagonis yang mudah untuk dibenci oleh bukan pendukung Barca.

Penyelamatan pinalti pertandingan itu adalah yang kedua dalam rentang 3 hari yang dilakukan Valdes setelah penyelamatan serupa melawan Ajax. Valdes merupakan kiper paling in-form di La Liga saat ini. Bahkan di timnas ia menggeser Iker sebagai kiper utama, yang juga disebabkan terkucilnya Iker di Real Madrid.

Dikritik orang-orang karena pengambilan keputusannya yang cenderung “berbeda” , Valdes merupakan figur yang menimbulkan perdebatan. Ada yang bilang Valdes meraih Golden Gloves La Liga karena main di Barca, siapapun bisa jadi kiper Barca. Barca tidak butuh kiper karena Possession footballnya. Atau mengutip pernyataan teman saya yang lebih ekstrim “ Kalo bukan akademi La Masia pengangguran deh lu”.

Tapi apa benar menjadi kiper Barca lebih gabut daripada anggota DPR? Filosofi bermain Barca yang mengandalkan umpan pendek dan retensi bola ketika sedang dalam penguasaan bola, pressing dan garis bertahan tinggi ketika tidak menguasai bola. Tapi justru itu nambah-nambah kerjaan buat siapapun kiper Barca. Tingginya garis pertahanan yang dipimpin oleh Puyol yang sudah menua dan rentan cidera. Partnernya Pique  tidak konsisten. Mascherano bahkan sebenarnya bukan bek. Hal tersebut tidak dibantu dengan fakta bahwa bek tengah Barca di flank oleh Dani Alves dan sekarang Jordi Alba. Full-Back yang lebih banyak menghabiskan waktu di sepertiga lapangan lawan dibanding sepertiga lapangan sendiri.

Dengan gaya main seperti itu, Valdes yang berada di Barca dari lahir sudah dibuat untuk menjadi kiper yang Barca butuhkan.

Bagi pengamat Casual sepakbola, kiper yang baik adalah kiper dengan kemampuan shot-stopping. Refleks cepat, jangkung dan antisipasi bola silang yang baik. Makanya kiper macam Handanovic, De Gea mendapat pengakuan lebih mudah. Tapi bagi Barca yang jarang diserang sampai ada pernyataan yang bilang “Barca tidak butuh kiper”, attribut itu tidak dibutuhkan. Dari Statistik, hanya Cuortois kiper yang lebih santai dari valdes dalam artian jumlah Shot yang harus dihadapi/pertandingan

Sebaliknya, justru handling dan kicking, distribusi bola, kemampuan komando adalah atribut yang dibutuhkan untuk jadi kiper Barca. Dengan garis pertahanan yang begitu tinggi, Valdes harus memiliki kemampuan untuk mengukur waktu dan jarak guna mengambil keputusan keluar atau menahan posisi. Valdes bukan Cuma kiper. Dia juga Sweeper. Bahkan dia juga libero. Mau tahu berapa Presentase Passing Valdes? 86,4% sukses. Tertinggi untuk kiper. Dengan jumlah percobaan juga paling banyak 1042 pada tahun 2011. Dan hampir semuanya adalah operan pendek. Sebagai perbandingan, Joe Hart membuat 368 pass yang 257nya adalah operan jauh. Dengan gaya main Barca, haram bagi valdes untuk menendang bola sejauh mungkin setiap menerima bola.

Selain itu dengan bek senior macam Puyol, butuh keberanian untuk memberikan komando. Bagaimanapun di kotak pinalti instruksi kiper itu absolut. Kiper yang tidak punya keberanian pasti segan untuk memerintah pemain senior, masalah musim awal De Gea, apalagi legenda klub seperti Puyol. Valdes tidak. Valdes dikenal sebagai figur vokal di ruang ganti. Bahkan dia adalah Kapten pilihan ke-3 untuk kapten dibawah Puyol dan Xavi. Dan sekali lagi, soal distribusi, menurut saya tidak ada kiper yang lebih baik untuk Barca daripada  Valdes.

Pekerjaan Valdes dibuat lebih mudah dengan adanya pivot lini tengah Barca yang mendefinisi ulang buku strategi. Pemain yang kata Del Bosque “ Pemain paling cerdas”. Sergio Busquets.

Sulit kalau mau cari berita soal Busquets. Mencetak gol bukan keahlian Busquets. Assist juga tidak banyak. Tekel dan intersep krusial jarang dilakukan. Selain passingnya yang Cuma kalah dari Xavi, secara statistik, Busquets adalah volante rata-rata. Kalau pun masuk berita, objeknya adalah pernyataan rasis, diving, dan perbuatan jahat lainnya. Wajar kalau Busquets diberi anugrah pemain gabut kedua di Barcelona oleh penonton casual.

Tapi di pertandingan Rayo, dengan Song sebagai jangkar, pertama kalinya sejak 316 match, Barca tidak unggul dalam penguasaan bola. Hal ini menunjukkan pentingnya Busquets di tim Barca. Busquets adalah awal dari seluruh gerakan Barca. Baik memulai penyerangan, atau mematahkan serangan. Busquets is the God of Transition.

Tidak ada gol untuk Busquet karena memang Busquets ditugaskan untuk menahan posisi dan tidak masuk sepertiga lapangan lawan. Tidak ada assist atau key pass karena target operan Busquets adalah Xavi bukan Messi, meski Busquets punya kemampuan untuk melakukan operan yang lebih beresiko. Tidak ada yang mau jadi Busquets. Dengan dua full back yang overlap dengan sangat berlebihan, centre halves Barca melebar. Target operan Valdes untuk memulai serangan adalah Busquets. Operan yang bahaya mengingat Busquets cenderung membelakangi gawang lawan ketika menerima bola dan gelandang lawan siap melakukan pressing. Dibutuhkan ketenangan, first touches dan jangkauan operan tinggi untuk mencari rekan terbuka dalam kondisi itu. Baik itu Xavi atau Iniesta, ataupun operan diagonal ke Alves atau jika bebas langsung ke Messi.. Busquets punya hal yang sulit diapresiasi itu. Seperti yang terlihat di video ini.

Seperti regista modern macam Pirlo atau Alonso, Busquets bisa menginisiasi serangan dan mengubah gerakan transisi tempo sedang menjadi serangan tempo tinggi dengan defense yang tidak siap karena kecolongan ruang.

Barca sering memasukan Rondo (kucing-kucingan) dalam menu latihannya. Kalau biasanya Rondo dilakukan dengan seperempat lapangan sepakbola. Rondo yang dilakukan barca memiliki jarak yang sangat rapat. Tidak ada yang mau satu regu dengan Busquets, karena sulit sekali untuk direbut. Mengingat kemampuan pressing Barca, tentunya itu sebuah fakta yang impresif.

Busquets jarang melakukan tekel penting. Karena tekel yang dilakukan jauh sebelum itu. Intersept dilakukan sebelum serangan lawan dimulai. Dengan kemampuan merebut bola, sedikit roulette untuk membeli ruang kemudian mengoper diruang antara garis bek dan gelandang lawan. Busquets penting untuk visi Barcelona.

Trio Messi-Xavi-Iniesta memang punya talenta tak hingga untuk membongkar defense lawan. Iniesta dengan dribel penetrasinya yang penuh fantasi. Dan Xavi dengan retensi bola dan kreasi yang luar biasa. Ditambah dengan support dari sayap yang sering memotong kedalam baik itu Neymar, Pedro, Alexis, ataupun Tello. Daan lebar lapangan yang dikuasai Alves dan Alba. Barca punya 7 penyerang yang bisa berkombinasi dengan berbagai cara. Tapi semuanya dimulai dari pahlawan tanpa tanda jasa Barcelona. Transisi dan operan busquets serta komando dan rasa aman dari Valdes. Mustahil pemain dengan kualitas macam itu adalah pemain yang gabut.

Minggu, 22 September 2013
2150