Sebelum kick-off pertandingan
Chelsea vs Fulham malam ini, yang jadi sorotan adalah kritik Mourinho ke Juan
Mata yang dianggap ga punya potongan untuk main di liga Inggris karena tingkat
kerja yang rendah. Media sosial saya meledak dengan tweet nyinyir ketika Mata
lagi-lagi tidak dapat tempat di starting
line-up. Bahkan tidak mendapat spot di bench. Mou dianggap sebagai perusak
karir katanya, melempar nama Kaka dan Casillas sebagai contoh sahih. Tapi jika
ada yang karirnya dirusak oleh Mou, individu bernama John Mikel Obi, yang jadi
Man of The Match hari ini sudah lebih tahu.
Kurang lebih menghilang selama
satu pertandingan, Mikel membeli posisi di sebuah sepak pojok, terbebas dari
penjagaan dan menyongsong post-play Terry dengan setengah tendangan voli yang
butuh teknik tinggi. Itu bukan gol yang biasa dicetak seorang volante. Tapi
Mikel memang bukan seorang volante yang biasa.
Bakat Obi Mikel memang bakat yang
luar biasa. Meski hanya 6 musim biasa yang bisa dipamerkan selama di Chelsea.
Mikel muncul di scene internasional dalam satu saga transfer yang paling tidak
biasa. Memulai karir di klub Norwegia, Lyn, Mikel sudah sempat dipertunjukkan
sebagai pemain Manchester United pada bursa transfer 2005. Akhirnya, Mikel
dipersengketakan dengan Chelsea dalam satu perkara transfer yang panjang. Mikel
bahkan katanya sempat “diculik” Chelsea dan mengaku kepindahannya ke MU bukan
kemauannya melainkan paksaan agen dan klub. Chelsea dituntut oleh MU karena
melakukan tindakan curang dalam transfer. Dan akhirnya Chelsea terpaksa
membayar 12 m £ ke MU sebagai penggantian biaya pembatalan kontrak dan 4 m £ ke
Lyn Oslo.
Mikel berbaju United |
16 m £ untuk pemain usia 18 tahun itu
jumlah yang besar. Tapi Chelsea menganggap sepadan jumlah itu dengan talenta
yang didapatkan. Mikel dianggap sebagai prospek sejak meledak pada World Youth
U-20 edisi tahun 2005. Saat itu ada 2 prospek yang jadi pusat perhatian para
scout seluruh tim di Dunia. Satu prospek berhasil memenuhi ekspektasi, bahkan
bisa dibilang mengejek sambil mengacungkan jari tengah pada seluruh ekspektasi.
Prospek yang telah menjadi legenda, memecahkan semua rekor yang bisa dipecahkan,
menjadi timeless meski pada usia 26,
menjadi seorang Lionel Messi. Dan satu prospek lain macet perkembangannya dalam
6 tahun yang medioker di Chelsea.
Mikel benar-benar pernah disandingkan
dengan Lionel Messi. Head to head, toe to toe. Dua-duanya punya kreativitas,
dua-duanya punya pace dan teknik untuk melakukan dribel yang eksplosif. Dua-duanya
bisa mencetak ataupun menciptakan gol kapanpun merasa ingin. Dua-duanya bakat
menyerang yang luar biasa. Seperti yang bisa dilihat di video ini
Disinilah Mikel jadi korban keputusan
yang salah. Mourinho di tahun keduanya di Chelsea di anugerahi dua pembelian mahal
lini tengah. Mikel dan yang saat itu baru saja masuk nominasi Ballon D’Or,
Michael Essien. Cara bermain Essien mirip dengan Mikel yang merupakan
All-Action Midfielder. Menjadi pembelian termahal Chelsea saat itu, tentu
Essien yang jadi tokoh utama di lini tengah Chelsea. Mikel, dianggap sebagai
prospek mendapat waktu bermain terbatas diantara trio Essien-Lampard-Makelele.
Malah ketika Makelele pergi, Mikel
dipaksa menempati posisi Makelele. Makelele seorang jangkar yang berpengaruh. Bahkan
para kritik menggunakan istilah “Makelele Role” untuk seorang jangkar lini
tengah tanpa tugas menyerang. Karena fisiknya yang kuat, stereotip tubuh atlet
Afrika, dan produktifitas Essien sebagai Box-to-Box, Mou tergoda memasang Mikel menjadi Makelele. Tapi Mikel bukan
seorang Makelele, dan tidak akan pernah jadi Makelele. Posisi Makelele menyegel
drive, kemampuan dribel, dan kreasi
Mikel. Meski kadang terlihat kemampuan operan diagonal dan visi bermain dan
kemampuan tekel dan duel udara yang lumayan, perkembangan Mikel Berhenti.
Peraih silver ball U-20 World Cup yang
sempat sejajar dengan Lionel Messi butuh waktu 7 musim untuk mencetak gol
pertamanya di Premier League. Jika saja Mikel mempunyai iklim bertumbuh dan
berkembang dengan tim yang dibangun di sekelilingnya mungkin akan ada satu lagi
pemain kelas dunia yang menebar fantasi minggu ke minggu. Tapi hal itu tidak
terjadi karena Mikel menjadi korban keputusan yang salah.
Minggu, 22 September 2013
0213
No comments:
Post a Comment